16 April 2009


SPECIFICATION

Pertama: 29 September 1990 (YF-22) dan 7 September 1997 (F-22A).Peresmian Pemakaian: 15 Desember 2005Kru: 1 PilotBagian Airfoil: Akar sayap: NACA64A/05.92, Ujung sayap: NACA 64A/04.29Panjang: 18.92mLebar Sayap: 13.56mTinggi: 5mLuas Sayap: 78 m2Canard: tidak adaBerat kosong: 15.420kgBerat Takeoff normal: 27.215kgBerat Takeoff maksimal: 28.125kgKapasitas Bahan Bakar: internal 9.365kg dan eksternal 7.195kg dalam 4 tangkiPayload maksimal: internal 1.775 kg dan eksternal 8.635 kg.Mesin: 2 Pratt & Whitney F119-100 afterburning turbofansDaya Dorong: 310kNKecepatan maksimal: pada altitude: 2,180 km/jam pada ketinggian 9,150 m, 2 Mach [afterburner], 1,725 km/jam pada ketinggian 9,150 m, 1.6 Mach [supercruise]; pada level laut: 1.480 km/jam, 1.2 MachTinggi maksimal: 15.240mJarak tempuh: 3.700kmg-Limits: +9.0/-3.0Meriam: 1 meriam M61A2 Vulcan 20 mm (480 rds)Stations: 4 internal weapons bays and 4 external hardpointsMisil udara-ke-udara: AIM-9M Sidewinder, AIM-120A/C AMRAAM, direncanakan AIM-9X SidewinderBom: GBU-32 JDAM, direncanakan GBU-39 Small Diameter Bomb

SPESIFIKASI: (masih dapat berubah)

HISTORY:

First Flight(X-35A) 24 October 2000-(X-35B) 23 June 2001-(X-35C) 16 December 2000-(F-35A) 15 December 2006-(F-35B) expected 2007Service Entry-(F-35A) planned for about 2013-(F-35B) planned for about 2014-(F-35C) planned for about 2014

CREW: one: pilot

ESTIMATED COST:

-(F-35A) $45 million [2004$]-(F-35B) $60 million [2004$]-(F-35C) $55 million [2004$]AIRFOIL SECTIONS:

Wing Root unknownWing Tip unknown

DIMENSIONS:Length-(F-35A) 50.5 ft (15.4 m)-(F-35B) 50.5 ft (15.4 m)-(F-35C) 50.8 ft (15.5 m)Wingspan-(F-35A) 35.0 ft (10.7 m)-(F-35B) 35.0 ft (10.7 m)-(F-35C) 43.0 ft (13.1 m)-(F-35C) 29.83 ft (9.1 m) terlipatHeight-(F-35A) 15.0 ft (4.6 m)-(F-35B) 15.0 ft (4.6 m) (?)-(F-35C) 15.5 ft (4.7 m)Wing Area-(F-35A) 460 ft² (42.7 m²)-(F-35B) 460 ft² (42.7 m²)-(F-35C) 620 ft² (57.6 m²)Canard Area : not applicable

WEIGHTS:Empty-(F-35A) about 22,500 lb (9,980 kg)-(F-35B) about 23,500 lb (10,660 kg)-(F-35C) about 24,000 lb (10,885 kg)

Normal Takeoff: unknownMax Takeoff: about 50,000 lb (22,680 kg)Fuel

Capacityinternal:-(F-35A) 18,500 lb (8,390 kg)-(F-35B) 13,325 lb (6,045 kg)-(F-35C) 19,625 lb (8,900 kg)external: unknownMax Payload-(F-35A) 13,000 lb (5,895 kg)-(F-35B) 11,000 lb (4,990 kg)-(F-35C) 17,000 lb (7,710 kg)

Mesin:-Powerplant (F-35A/C) one Pratt & Whitney F135 turbofan; (F-35B) one Pratt & Whitney F135 turbofan and one Rolls-Royce/Allison shaft-driven lift-fan-Thrust (PW) about 35,000 lb (155 kN); (RR) about 18,000 lb (80 kN)

PERFORMANCE:Max Level Speed- at altitude: at least Mach 1.5- at sea level: unknown- Initial Climb Rate unknown- Service Ceiling unknown- Range: (F-35B) 1,080 nm (2,000 km); (F-35C) 1,620 nm (3,000 km);Endurance: unknowng-Limits : unknownARMAMENT:Gun: (F-35A) one 25-mm GAU-12 cannon; (F-35B) one external 25-mm GAU-12 gun pod; (F-35C) one external 25-mm GAU-12 gun podStations: four hardpoints in two internal weapon bays plus six external hardpointsAir-to-Air Missile : (internal) AIM-120C AMRAAM, AIM-132 ASRAAM; (external) AIM-9X Sidewinder, AIM-120B/C AMRAAMAir-to-Surface Missile: (internal) AGM-154 JSOW, Brimstone; (external) AGM-65 Maverick, AGM-88 HARM, AGM-158 JASSM, Storm ShadowBomb: (internal) up to two GBU-12 Paveway laser-guided, up to two GBU-31/32/38 JDAM, up to two CBU-87/89 cluster, up to two CBU-103/104/105 WCMD; (external) GBU-10/12/16/24 Paveway laser-guided, GBU-31 JDAM, Mk 82/83/84 GP, CBU-99/100 Rockeye II clusterOther : various transport podsVARIANJSF: Joint Strike Fighter designation originally given to the F-35 programJCA: Joint Combat Aircraft designation for the F-35 program used by the United KingdomX-35:

Varian demonstrator Pesawat Tempur yang digunakan untuk test penerbangan dan untuk validasi teknologi yang digunakan pada F-35.F-35A: Pesawat temput conventional takeoff (CTOL) multi-peran yang didasarkan pada model X-35A, tetapi bodi pesawat sedikit diperpanjang dan lebar permukaan ekor dimodifikasi. Dibuat untuk AU AS dan dilengkapi dengan senapan internal, sensor inframerah, dan sebuah laser designator. USAF berencana untuk membeli 1.763 pesawat, tetapi pada 2004 dikurangiF-35B: Pesawat tempur short takeoff and vertical landing (STOVL) multi-peran yang berdasarkan pada model X-35B awalnya dibuat untuk Marinir AS, UK Royal Navy, dan UK Royal Air Force. Dilengkapi dengan fan pengangkat yang terletak dalam “enlarged spine” di belakang kokpit, sebuah senapan eksternal, ruang senjata internal yang lebih kecil. Marinir AS berencana membeli 350 pesawat, sementara UK sekitar 138.F-35C: Pesawat tempur varian kapal induk (CV) multi-peran berdasar pada model X-35C dan mirip dengan F-35A tetepi mempunyai sayap yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar ditambah dengan ekor horizontal dan permukaan kontrol yang lebih lebar untuk performa pendaratan kecepatan-rendah yang lebih baik, struktur dan roda pendaratan yang diperkuat untuk pendaratan pada kapal induk, dan pembuangan meriam internal dengan tujuan untuk penambahan pod senapan opsional pada “centerline station”. AL berencana memesan 330 buah.F-35D (?): Model yang diajukan ke USAF, mirip dengan F-35B tetepi menekankan operasi short-takeoff and landing (STOL) daripada STOVL. Akan mempunyai sistem propulsi (mesin) yang direvisi berdasarkan pada mesin F136General Electric dan menggunakan sayap F-35C yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar dan jarak tempuh, juga dilengkapi dengan senapan internal dan sebuah “probe” pengisian bahan bakar a la AU US. USAF pada awalnya berminat memesan 200 buah, tetapi akhirnya dibatalkan karena meningkatnya biaya produksi F-35B.EA-35 : Proposal Lockheed Martin untuk sebuah varian pesawat tempur elektronik dua tempat duduk. Tetapi dibatalkan.KNOWN OPERATORS:-United Kingdom (Royal Air Force)-United Kingdom (Royal Navy)-United States (US Air Force)-United States (US Marine Corps)-United States (US Navy)Negara-negara berikut diharapkan membeli F-35:-Australia (Royal Australian Air Force)-Canada (Canadian Armed Forces, Air Command)-Denmark, Kongelige Danske Flyvevåbnet (Royal Danish Air Force)-Israel, Tsvah Haganah le Israel - Heyl Ha'Avir (Israeli Defence Force - Air Force)-Italy, Aeronautica Militare Italiana (Italian Air Force)-Netherlands, Koninklijke Luchmacht (Royal Netherlands Air Force)-Norway, Kongelige Norske Luftforsvaret (Royal Norwegian Air Force)-Singapore (Republic of Singapore Air Force)-Turkey, Türk Hava Kuvvetleri (Turkish Air Force)


SPECIFICATION


Negara Asal: PerancisPembuat: Dassault Aviation, SNECMA, Thomson-CSFFungsi: 1. Mirage F1 CT - Close Air Support (CAS) / attack / fighter, 2. Mirage F1 CR - Tactical reconnaissance / fighterPenerbangan Pertama: November 1981, dan 1992 untuk sistem senjata baru (Versi F1 CT)Diresmikan: 1983Pesawat Serupa: Super Etendard, Mitsubishi F-1, AV-8B Harrier II, Fantan AKru: satu, dan dua jika trainerPanjang: 49 kaki (14,94 m)Lebar Sayap: 27 kaki (8,4 m)Tinggi: 4,5 mBerat: 6,1 t (kosong) dan 15,2 t (maksimal saat lepas landas)Mesin Dorong: SNECMA Atar 9K50 jet engine / 4.7 t and 6.8 t with afterburnerKetinggian Maksimal: 52.000 kaki (20.000 meter)Kecepatan Maksimal: 2,2 MachJarak Tempuh: 1160 nmPengisian Bahan bakar saat Terbang: YaBahan bakar Internal: 3.435 kgKapasitas bahan bakar: 4.100 L internal/6,400 L maksimal/pengisian bahan bakar saat terbang.Payload: 6.300 kgSensor: Cyrano IVM radar (-200 has IWMR), RWRDrop Tanks: 1160 L drop tank dengan 927kg bahan bakar untuk jarak 157 nm, dan 2.300 L drop tank dengan 1837927kg bahan bakar untuk jarak 310 nm.Senjata: 2 30mm DEFA 553 cannon, 2 Matra Magic R550, free fall and parachute drag bombsPeralatan Spesial: Radar Thomson-CSF Cyrano IV-MR (air-to-air, air-to-ground), inertial navigation system, panoramic camera Omera 40, vertical camera Omera 33, IR thermographic captor Super Cyclope, lateral radar Raphael, electromagnetic emissions detector Astac, photographic pod RP35P, Desire digital video recce pod, electronic counter measuresInteroperabilitas NATO: In-flight refuelling by NATO aircraft, armament and ammunitions in accordance with NATO standardsNegara Pengguna: Perancis, Yunani, Iran, Irak, Yordania, Kuwait, Libya, Maroko, Qatar, Afrika Selatan dan Spanyol.Jumlah: 740 (termasuk semua tipe Mirage-F1)AU Perancis: 40 pesawat dalam 2 skuadron.


RADAR PENGINTAI F1 CR

Raphael TH: Radar imagenary udara dengan transmisi radio. 600-kg pod untuk imagery radar (SLAR : Side Looking Airborne Radar) sampai 100-km ke dalam garis batas musuh.Astac: ASTAC adalah sebuah sistem ELINT/ESM yang didesain untuk deteksi, identifikasi dan lokalisasi radar dari semua tipe. Radar ini cocok untuk misi pengintaian "altitude stand-off" medium dan tinggi, atau di altitude rendah untuk penetrasi dan peperangan, yang mana dapat mengumpulkan data untuk mencegah atau menghancurkan pertahanan anti-udara (pesawat). Pod analiser sinyal taktis ASTAC adalah pot pod supersonik ringan yang mudah untuk dipasang di bawah pesawat jenis apapun. ASTAC sekarang dipakai pada Mirage F1CR Perancis dan RF-4E Jepang.Desire: Electro-optical reconnaissance demonstrator. Pendular pod for digital video reconnaissance (Thomson-CSF), including 610-mm high-definition stabilised optics. The pod is linked with the ground station SARA and with the multisensors interpretation aid system (SAIM)Super cyclope: Thermographic sensor (infrared wavelength), whose information can be sent in real time or at a later time to a ground station.Pod RP35P: Includes 75, 150, 200 and 600-mm focal length photographic cameraOmera 33: Camera taking shots vertically at intermediate altitude (150, 300 and 600-mm focal length)Omera 40: Panoramic camera taking 180° downwards shots.

14 April 2009

Tipe
Pesawat tempur superioritas udara (Su-27 Flanker-B)
Produsen
Sukhoi
Pertama terbang
20 Mei 1977
Diperkenalkan
Desember 1984
Status
aktif
Pemakai
RusiaAljazair, Angola, Belarusia, China, Eritrea, Ethiopia, India, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Ukraina, Uzbekistan, Venezuela, Vietnam
Jumlah dibuat
680
Harga satuan
US$35 juta
Varian
Su-30Su-33Su-34Su-35Su-37J-11

F-15 EAGLE


F-15 Eagle

Tipe
Pesawat tempur superioritas udara
Produsen : McDonneell DouglasBoeing IDS

Pertama terbang : 27 Juli 1972
Diperkenalkan : 9 Januari 1976Pemakai
Amerika SerikatIsraelJepangArab Saudi
Harga satuan :
US$29,9 juta {1998}
Varian
F-15EF-15S/MD



Karakteristik umum
Kru: 1
Panjang: 63,8 ft (19,44 m)
Lebar sayap: 42,8 ft (13 m)
Tinggi: 18,5 ft (5,6 m)
Area sayap: 608 ft² (56,5 m²)
Airfoil: NACA 64A006.6 root, NACA 64A203 tip
Berat kosong: 28.000 lb (12.700 kg)
Berat terisi: 44.500 lb (20.200 kg)
Berat maksimum lepas landas: 68.000 lb (30.845 kg)
Mesin: 2× Pratt & Whitney F100-100,-220, atau -229 turbofan
Dorongan kering: 17.450 lbf (77,62 kN) masing-masing
Dorongan dengan afterburner: 25.000 lbf untuk -220; 29.000 lbf untuk -229 (111,2 kN untuk -220; 129,0 kN untuk -229) masing-masing Performa
Kecepatan maksimum:
Ketinggian rendah: Mach 1,2 (1.450 km/jam)
Ketinggian tinggi: Mach 2,5 (3.018 km/jam)
Jarak jangkau ferri: 3.000 nm (5.600 km) dengan bahan bakar eksternal
Atap servis: 65.000 ft (20.000 m)
Tingkat panjat: >50.000 ft/min (254 m/s)
Beban sayap: 73,1 lb/ft² (358 kg/m²)
Dorongan/berat: 1,12 (-220), 1,30 (-229) Persenjataan
Senjata api: 1× meriam M61A1 20 mm, 940 butir peluru
Titik keras: 4 sayap, 4 badan, 2 stasiun sayap, stasiun tengah with a capacity of 7.300 kg,
Rudal:
AIM-7F Sparrow
AIM-120 AMRAAM
AIM-9 Sidewinder Avionik
Radar:
Raytheon AN/APG-63 atau AN/APG-70 atau
Raytheon AN/APG-63(V)2 Active Electronically Scanned Array (AESA)
Countermeasures:
AN/APX-76 IFF interrogator
AN/ALQ-128 radar warning suite
AN/ALR-56 radar warning receiver
ALQ-135 internal countermeasures system
AN/ALE-45 chaff/flare dispensers
Diperkenalkan
9 Januari 1976
Pemakai
Amerika SerikatIsraelJepangArab Saudi
Harga satuan
US$29,9 juta {1998}
Varian
F-15EF-15S/MTD


3. 1. Karakteristik umum
Kru: 1
Panjang: 63,8 ft (19,44 m)
Lebar sayap: 42,8 ft (13 m)
Tinggi: 18,5 ft (5,6 m)
Area sayap: 608 ft² (56,5 m²)
Airfoil: NACA 64A006.6 root, NACA 64A203 tip
Berat kosong: 28.000 lb (12.700 kg)
Berat terisi: 44.500 lb (20.200 kg)
Berat maksimum lepas landas: 68.000 lb (30.845 kg)
Mesin: 2× Pratt & Whitney F100-100,-220, atau -229 turbofan
Dorongan kering: 17.450 lbf (77,62 kN) masing-masing
Dorongan dengan afterburner: 25.000 lbf untuk -220; 29.000 lbf untuk -229 (111,2 kN untuk -220; 129,0 kN untuk -229) masing-masing Performa
Kecepatan maksimum:
Ketinggian rendah: Mach 1,2 (1.450 km/jam)
Ketinggian tinggi: Mach 2,5 (3.018 km/jam)
Jarak jangkau ferri: 3.000 nm (5.600 km) dengan bahan bakar eksternal
Atap servis: 65.000 ft (20.000 m)
Tingkat panjat: >50.000 ft/min (254 m/s)
Beban sayap: 73,1 lb/ft² (358 kg/m²)
Dorongan/berat: 1,12 (-220), 1,30 (-229) Persenjataan
Senjata api: 1× meriam M61A1 20 mm, 940 butir peluru
Titik keras: 4 sayap, 4 badan, 2 stasiun sayap, stasiun tengah with a capacity of 7.300 kg,
Rudal:
AIM-7F Sparrow
AIM-120 AMRAAM
AIM-9 Sidewinder Avionik
Radar:
Raytheon AN/APG-63 atau AN/APG-70 atau
Raytheon AN/APG-63(V)2 Active Electronically Scanned Array (AESA)
Countermeasures:
AN/APX-76 IFF interrogator
AN/ALQ-128 radar warning suite
AN/ALR-56 radar warning receiver
ALQ-135 internal countermeasures system
AN/ALE-45 chaff/flare dispensers

05 April 2009


Ada beberapa hal yang bisa dilihat mengenai perekonomian Indonesia. Perkembangan ekonomi kurang menguntungkan, bila dilihat dari sisi nilai tukar rupiah. Adanya kenaikan suku bunga di Amerika. Yang tidak direspon dengan cepat dalam tingkat yang memadai oleh Bank Indonesia.Suku bunga di luar negeri mempunyai dampak begitu besar, bagi perekonomian di Indonesia. Ini bukan hanya tipikal negara berkembang, bahkan negara maju sekali pun. Pengalaman menarik terjadi pada tahun 1991, ketika ada penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur. Pemerintah Jerman harus membangun Jerman Timur.Pemerintah Jerman melakukan devisit financing besar-besaran. Namun, hal ini malah menciptakan inflasi. Pemerintah Jerman tidak mau tahu tahu, dan inflasi harus segera dibabat. Mereka menaikkan suku bunga bank. Akibatnya, terjadi krisis moneter di hampir sebagian besar Eropa, termasuk Inggris, Spanyol dan lainnya.Bahkan, Italia sempat keluar dari sistem moneter Eropa. Yang lebih penting lagi adalah, terjadinya krisis di negara-negara Skandinavia, seperti, Finlandia, Swedia, Norwegia dan Denmark. Sektor perbankan di kawasan itu hancur lebur. Yang menyebabkan pemerintah harus mengambil alih bank yang ada. Melihat pengalaman itulah, suku bunga penting sekali artinya, bagi perekonomian suatu negara. Dan suku bunga dapat disesuaikan, jika itu mengharuskan.Hal yang juga berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, adalah kenaikan harga minyak dunia. Bagaimana tidak, dengan naiknnya harga minyak dunia, berdampak bagi permintaan dolar untuk mengimpor minyak.Struktur pasar valuta asing yang pincang, turut pula menyumbang kondisi sebuah perekonomian. Dampak itu lebih signifikan, karena kebetulan di Indonesia terjadi perubahan struktur dalam penyampaian dollar, dari hasil minyak maupun pembeliannya. Perubahan itu terlihat pada UU Migas baru yang mulai berlaku awal 2004. Dulu, kontraktor minyak asing menyetorkan valuta asing tagihan pemerintah melalui Pertamina. Dan perusahaan minyak negara itu meneruskannya ke Bank Indonsia. Dalam UU Migas yang baru, kontraktor asing langsung menyetornya ke BI.Oleh karena itu, pada awalnya menjadi suatu gangguan yang besar. Awalnya Pertamina malah lebih ekstrem lagi, karena mereka melakukan penawaran pada bank. Siapa yang memberikan rate terbaik, akan diberikan. Tapi, dengan penawaran-penawaran itu, kurs menjadi melemah dengan cepat.Dari segi inflasi, kedepan seharusnya jauh lebih rendah dari yang lalu. Dan ini diawasi oleh BI dengan yang namanya inflasi inti (core inflation), yang nilainya sebesar 8,9%. Oleh karenanya, kalau inflasi intinya sebesar itu, sebetulnya suku bunga yang ada sekarang ini, 12,5%, mungkin sudah cukup. Tapi, untuk hati-hatinya, prediksi kenaikan suku bunga akan masih meningkat. Meskipun tidak terlalu signifikan.Di BCA memprediksi, akhir tahun ini suku bunga sekitar 13%. Dan pada gilirannya akan bergerak mencapai angka 14%. Namun, pada akhir 2006 akan turun kembali sekitar 13%. Dan seterusnya. Tentu saja situasi semacam ini kondisional. Yaitu sangat tergantung pada nilai tukar rupiah. Kalau posisi itu bergerak lagi, tentu saja kondisi akan berubah.Nah, bagaimana dengan kenaikan suku bunga bank? Lalu, apa dampaknya bagi perbankan dan sektor real? Kalau suku bunga BI mencapai, katakanlah 16%, suku bunga kredit akan bergerak sekitar 18-20%. Sekarang ini, di perbankan sudah ada yang menetapkan untuk corporate custumer sekitar 18%.Dari segi keuangan pemerintah banyak yang memprediksi, dengan kenaikan minyak seperti sekarang ini, akan terjadi kebangkurtan ekonomi. Tapi, kalau dilihat keuangan pemerintah lumayan bagus dan sehat. Bahkan, sebelum kenaikan BBM, sektor migas dari pemerintah masih menghadirkan suatu surplus.Pemerintah memandang perlu menaikkan harga BBM, karena kecenderungan beberapa tahun terakhir ini, surplus yang dimiliki pemerintah semakin lama semakin menipis. Dan bukan tidah mungkin, suatu ketika akan menjadi devisit. Karenanya ini menjadi sesuatu yang sangat penting sekali.Belum lagi adanya penyeludupan dan sebagainya. Oleh karena itu, kenaikan BBM merupakan suatu keharusan. Dengan kenaikan BBM, APBN pemerintah menjadi jauh lebih sehat dari sebelumnya. Tentunya dengan catatan, surplus yang dihasilkan tidak dihamburkan. Kalau hal itu dijaga, kondisi perekonmian akan selamat.Ukurannya apa?Devisit APBN pemerintah hanya berkutat di 1%, atau kurang dari 1% dari PDB. Dan ini suatu devisit yang kecil dibandingkan negara lain. Misalnya saja Amerika Serikat yang mencapai angka 5%, Jepang 7-8%. Begitu pun dengan kondisi utang Indonesia yang begitu besar. Secara rasio, utang pemerintah dibanding PBD, juga sudah menurun sekali. Sekarang ini berada di atas 40%, dibawah 50%. Dan ini lebih kecil dari negara-negara, yang selama ini dianggap sebagai negara modal bagi Indonesia. Di Eropa ada negara-negara yang utangnya 100% dari PDB. Bahkan Jepang ratio utangnya mencapai 160-170% dari PDB.Terakhir dari segi sektor real. Salah satu contoh terjadi di Unilever. Yang agak mengherankan adalah, penjualan kwartal ketiga pertumbuhannya bagus sekali. Bukan dari segi keuntungannya, tapi dari segi jumlahnya. Ini berarti terjadi pertumbuhan real. Sebenarnya di sektor pertambangan juga mengalami pertumbuhan yang luar biasa.Sekarang ini, keuntungan dari batu bara, mungkin sudah lebih dari sepertiga keuntungan Migas. Karena produksinya sudah sekitar 150 juta ton. Satu tonnya sekitar 40-50 US dolar. Kedepannya perolehan yang didapat pemerintah berarti sekitar 6 milyar dolar sendiri dari batubara. Belum lagi dengan timah, yang sekarang ini lagi juga lagi booming.

02 April 2009

Kampung Tanpa Atribut Kampanye Papol


Selamat Datang di Kampung Bebas Atribut Parpol dan Caleg”. Artikel bergaya feature itu menulis tentang sebuah kampung di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Yogyakarta, yang mendeklarasikan diri sebagai kampung bebas atribut parpol dan caleg.

Warga di RW 02, 03, 04, dan 05 Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Yogyakarta, Selasa (17/3), menghindari pemasangan atribut partai politik maupun calon anggota legislatif untuk menjaga keharmonisan antarwarga dan keasrian lingkungan (foto: Kompas)
Sungguh, membaca artikel itu menjadi semacam oase tersendiri atas kedahagaan saya terhadap atmosfer kampanye pemilu yang tidak mengumbar-umbar poster caleg dengan cara yang menurut saya “sudah membabi buta” seperti sekarang ini. Membabi buta? Ya, karena saya sudah mengganggap over-aksi, bahkan cenderung mengotori visual lingkungan.
”Lingkungan RW 05 Tanpa Atribut Parpol”. Tulisan pada banner yang melintang di kampung itu jelas terlihat unik. Tulis Kompas, sepintas terkesan warga tidak peduli dengan kampanye pemilu yang tengah berlangsung. Mereka juga sepertinya ogah terlibat dalam kampanye.
Jika dibandingkan dengan pemandangan “di luar pagar” lingkungan RW-RW itu memang terlihat sangat kontras jika dibandingkan dengan tempat lain. Berjarak satu tikungan saja, rumah-rumah penduduk serta tiang listrik dan pagar di luar lingkungan RW 04 sudah sesak semrawut dengan poster, bendera, serta spanduk parpol dan caleg.
”Gara-gara spanduk dan poster-poster partai politik, anak- anak kami jadi berantem. Mereka berlomba-lomba memasang atribut partai setelah diiming- imingi imbalan uang. Kalau terus dibiarkan, kami khawatir keharmonisan lingkungan terganggu. Karena itu, pemasangan segala bentuk atribut partai kami larang di lingkungan kami,” ujar Suhadi Jamil, Sekretaris RW 04, seperti ditulis Kompas.
Menurut Jamil, kebijakan pelarangan pemasangan atribut partai awalnya tidak mudah. Apalagi banyak pemuda di lingkungannya yang tidak memiliki pekerjaan sehingga iming-iming uang pemasangan atribut partai Rp 20.000 per bendera menjadi kesempatan untuk mendapatkan penghasilan.
”Ini memang sangat dilematis. Akan tetapi, semua akhirnya mau mengerti karena kebersamaan dan kerukunan warga lebih penting daripada memperjuangkan sesuatu yang ujung-ujungnya juga belum jelas,” kata Jamil.
Jamil mengatakan, masalah seperti ini baru muncul pada pemilu kali ini. Pada Pemilu 2004, warganya sebenarnya juga memasang bendera dan atribut partai. Namun, karena partai yang didukung merupakan partai yang sama, bendera dan atribut yang dipasang pun seragam. Pada Pemilu 2004, Kelurahan Kadipaten merupakan basis salah satu partai yang berhaluan keagamaan.